Dua legenda hidup Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro memberikan harapannya terkait sosok Ketua Umum PBSI yang akan dipilih nanti. Peduli bulutangkis dan bisa cari dana.
PBSI akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) di Surabaya, 10-12 Agustus mendatang. Munas dalam rangka memilih Ketua Umum PBSI yang baru. Agung Firman Sampurna yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PP PBSI periode 2020-2024 akan berakhir masa jabatannya di akhir tahun ini.
Rencana pemilihan itu ternyata cukup memberi perhatian pada pelaku bulutangkis. Taufik Hidayat misalnya. Ia memiliki harapan kriteria yang akan memimpin induk organisasi bulutangkis kelak.
“Siapa pun yang menjadi Ketum, harus bisa membangun struktur organisasi yang kuat dengan merekrut orang-orang yang kompeten menjadi pengurusnya,” kata Taufik dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikSport.
“Pro dan kontra pasti ada. Tapi yang harus dilihat adalah niat tulus dalam memperbaiki masalah,” ujarnya.
Baca juga: Cari Ketum Baru, PBSI Gelar Munas Agustus 2024 |
Menurut Taufik, permasalahan badminton di Indonesia adalah pengembangan di daerah. “PBSI terlalu sibuk dgn pelatnas. Sementara daerah kurang diperhatikan. Padahal aset-aset atlet potensial bisa didapat dari daerah,” dia mempertegas.
Menyoal mengapa Ketum PBSI tidak dijabat oleh mantan atlet seperti dirinya. Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu punya pandangan lain.
“Negara kita belum 100 persen mengakomodasi kebutuhan perkembangan olahraga. Jadi tugas utama Ketum itu adalah mencari pendanaan. Nama besar di dunia olahraga belum tentu mampu mendapatkannya,” ujarnya.
Baca juga: Harapan Greysia Polii: Ketum PBSI Tak Harus Pengusaha |
Taufik sendiri menilai PBSI sejatinya sudah punya sosok yang dianggap cocok memimpin bulutangkis Indonesia saat ini, yaitu M Fadil Imran, yang kini menjabat sebagai Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024.
“Pak Fadil tidak punya kepentingan lain selain memajukan bulutangkis Indonesia,” ucap Taufik.
“Saat bekerja di Tim AdHoc, saya melihat beliau sosok yang dekat dangan atlet dan pengurus lainnya. Mungkin karena beliau hanya Sekjen dan ada Ketum, hal ini belum terlihat sebelumnya,” katanya.
Sony Dwi Kuncoro mengungkapkan hal senada. Pengalamannya berjumpa Fadil Imran secara langsung membuatnya merasa dihargai. Bukan hanya itu, Fadil juga rajin berdiskusi dengan para mantan atlet bulutangkis.
“Menurut saya pak Fadil sosok yang peduli dengan bulutangkis. Apalagi setelah masuk menjadi Sekjen PBSI,” kata Sony.
“Mantan atlet-atlet dikumpulkan lalu diajak diskusi bagaimana caranya membuat program yang tepat untuk atlet muda agar bisa mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Bisa dibilang hati pak Fadil ini sudah di bulutangkis dan sosok yang tepat agar bulutangkis Indonesia semakin maju,” ujar Sony.
Baca juga: PBSI DKI Dukung Fadil Imran Jadi Ketum PBSI 2024-2028 |
Sebagai catatan, untuk menjadi calon Ketua Umum PBSI minimal harus didukung olah 10 PBSI provinsi, melalui dukungan tertulis yang ditandatangai oleh ketua umum dan sekretaris umum.
Adapun Fadil diketahui mendapat dukungan daru sejumlah PBSI Provinsi. Antara lain Ketum PBSI DI Yogyakarta KPH Yudanegara, Ketum PBSI Bangka Belitung Johan Daniel, Ketum PBSI Banten Sudarto Adinagoro, Ketum PBSI Riau Eri Zulhendrizal, Ketum PBSI Aceh Safaruddin, Ketum PBSI Jawa Timur Tonny Wahyudi, Ketum PBSI Kalimantan Barat Syarif Abdullah, Ketum PBSI DKI Jakarta Alex Tirta, dan Ketum PBSI Jambi Mezi Arsento.
Lalu Ketum PBSI Sulawesi Utara Adrian Umboh, Ketum PBSI Bengkulu Suharto, Ketum PBSI Papua Max Olua, Ketum PBSI Sumatra Selatan Fauzi Amro, Ketum PBSI Maluku Kasrul Selang, Ketum PBSI Kalimantan Tengah Sugiyanto, Ketum PBSI Kalimantan Utara Hasan Basri, Ketum PBSI Gorontalo Eduart Wolok, dan Ketum PBSI Sulawesi Tenggara LM Bariun.
(mcy/aff)